Jumat, 20 Juni 2014

TERAPI OKSIGEN



   Terapi hiperbarik menggunakan oksigen bertekanan tinggi di dalam suatu ruangan tertutup (chamber) ditujukan mula-mula bagi para penyelam atau tentara angkatan laut yang bertugas di kapal selam. Tidak cocok untuk orang yang takut dengan ruangan tertutup (claustrophobia). Jadi kapal selam mereka setelah naik ke permukaan, awaknya harus masuk kabin ini dulu sebelum bisa jalan-jalan. Tujuannya adalah untuk efek decompressi dari pertukaran gas-gas didalam pembuluh darah.
 
  Udara yang kita hirup inikan isinya bukan Cuma oksigen, ada carbondioxida, nitrogen dan lain-lain. Nah, gas-gas tersebut ada yang akan larut dan jenuh dalam darah sehingga jika tidak sempat dilepaskan melalui pertukaran gas-gas di paru-paru maka akan tertinggal di dalam pembuluh darah dan dapat merusak organ. Hal ini juga terjadi pada penyelam yang terlalu cepat muncul dari dalam laut. Pada perkembangan selanjutnya, terapi ini juga dipakai untuk menyembuhkan luka busuk pada penderita kencing manis, pasien stroke, dan tujuan kecantikan. Mekanismenya, oksigen bertekanan tinggi ini akan mengusir gas-gas yang berbahaya (nitrogen) dari system sirkulasi dan darah akan mengangkut oksigen dengan konsentrasi yang lebih banyak, sehingga orang akan merasa segar. Pada luka busuk, bakteri an-aerob (bakteri yang hidupnya tidak memerlukan oksigen) akan mati karena konsentrasi oksigen yang tinggi akan mengisi tempat yang kosong tadi dengan oksigen. Mereka yang berharap menjadi lebih nampak bugar dan awet muda, menggunakan cara ini karena ada juga efek dimana oksigenasi jaringan yang baik membuat regenerasi sel menjadi lebih baik juga. Samalah kira-kira jika kita tinggal didaerah yang masih hijau dan sejuk, banyak pohonnya, kita akan nampak awet muda dan awet tua, seperti mojang priangan begitu katanya, mukanya bersih putih dan halus. Kira-kira seperti itu ceritanya. Apakah bermanfaat bagi anak autis, belum ada penelitiannya. Kalau keracunan oksigen sih, kayaknya belum pernah ada kasus. Disini menggunakan oksigen bertekanan tinggi dan bukan menggunakan oksigen murni (100%). Oksigen murni memang bisa berbahaya karena sifatnya yang mengiritasi dan tidak bisa langsung bercampur dalam pembuluh darah. Minuman berkadar oksigen, jika tutupnya bocor halus, lama-lama hanya akan bersisa air biasa saja (Oksigen = O2, air = H2O, O2nya sudah hilang). Jika mau membuat sendiri sebenarnya sama seperti kalau kita mempunyai akuarium, diberikan angin dan airnya diputar, nanti partikel oksigen akan bercampur dengan air dengan catatan segera diminum (seperti iklannya air hexagonal). Kalau didiamkan, O2nya akan lepas dan melayang lagi. Minum air berkadar oksigen tinggi jangan sampai keliru dengan hebohnya iklan. Jika memang benar mengandung oksigen tinggi, air yang diminum akan diserap di usus terutama usus besar dan oksigennya akan bertukaran didalam pembuluh darah.

  Pada konsentrasi tertentu akan membawa perubahan seperti rasa segar dan hilang lelah. Tapi pada kadar yang lebih dari itu tidak akan membawa dampak apapun. Itupun terjadi pada orang yang memang berada pada kondisi kurang oksigen. Misalnya sehabis begadang, sehabis olahraga, itu pasti merasa segar tapi kalau baru bangun tidur atau sedang rileks di villa, sepertinya tidak akan berpengaruh banyak. Pemberian oksigen melalui hidung jangan terlalu keras alirannya, bias membuat rontok rambut hidung dan merusak syaraf penghidu. Jika memerlukan konsentrasi oksigen yang lebih tinggi akan memerlukan sungkup (face mask). Namun demikian, trigger kita menarik napas adalah kadar CO2 dalam darah. Jadi kalau konsentrasi oksigen ketinggian, kita malah lupa untuk menarik napas, dan akan konsentrasi oksigen yang kelewat tinggi dapat mengganggu keseimbangan asam basa tubuh. Semoga tidak menjadi bingung. Lebih baik berdiskusi dulu dengan dokter keluarga anda, sebelum memutuskan akan memilih yang mana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar