Jumat, 04 Oktober 2013

Terapi Wicara Pada Anak Belum Bisa Bicara

  Anak saya kalau menghendaki sesuatu selalu menarik tanganku menuju kebenda yang dimaui, padahal kalau ditanya "Mau minum",dia kok mengangguk jadi sebenernya anak saya mengerti atau tidak ya?..
Demikian salah satu keluhan dari orang tua yang datang ketempat pusat terapi. Anak tersebut sebenarnya paham ujaran "mau minum", dia sudah mempunyai konsep bahasa. Informasi dari luar ditangkap oleh pendengaran (yang berupa bunyi), oleh penglihatan (berupa benda), oleh rabaan (benda tiga dimensi), tersusun dalam makna bahasa. Anak tersebut tidak atau belu mampu mempformulasikan konsep makna bahasa ke dalam bentuk tatanan gerak ujaran.

  Bener mbakyu, anak saya juga begitu, malahan sambil narik-narik tangan mulutnya bunyi tidak karuan, seperti misalnya ...ye..ye..ye atau kadang kadang ..ki..ki..ki. Kalau saya tanya "Mau apa?, dia hanya mengeluarkan kata-kata able..able..able.. atau bunyi-bunyi lain yang tidak jelas. Kalau kebetulan pas dengan maunya, lalu saya bilang "coba katakan apel", dia hanya mengangguk dan mengeluarkan bunyi ..eng..eng..eng.

  Tanggapan dari ibu yang kemotor planing atau motor programingdua ini menunjukan bahwa anaknya sudah memiliki konsep bahasa dan mempunyai kemampuan juga untuk mengaktivasi sistem motorik wicara, namun sayang sekali belum mampu merumuskan dengan tepat  motor planing atau motor programming (5,7) atas bahasa yang sudah dimiliki dan bermaksud diujarkan. Memproduksi ujaran yang bermakna, sebutlah /papa/, /papi/, dan /pipa/ kelihatannya hanya berbeda dalam posisi vocal, namun sesungguhnya terkandung sistem balistik dan overlaping yang rumit, yang melibatkan aktivitas neuromuskular yang tidak sedikit.
  Keterangan sederhana tersebut di atas akan sesuai dengan keluhan  atau semacam temuan dari ibu ketiga seperti berikut ini : Iya lho jeung, anak sakan sedang latihan bunyi-bunyi huruf hidup, itu lho diajarkan /a,i,u,e,o/ oleh terapisnya, saya dianjurkan untuk melanjutkan hal yang sama dirumah, dengan menunjukkan gambar-gambar huruf Aa, Ii, Uu, Ee, Oo. anak saya sudah bisa melabel /a/ begitu, pokoknye sudah gampang deh, ehhh giliran ganti lainnya, kok susah sekali, saya jadi senewen sendiri. Saya tanyakan keterapisnya, jawabnya : "terus saja bu, nanti lama-lama juga bisa, ibu kurang sabar sih!!!...

  Ibu ketiga ini lalu diam, ibu tersebut rupanya menyadari juga bahwa dirinya (kurang) memiliki kesabaran, namun ibu tersebut sesungguhnya mengharap mendapatkan penjelasan "lebih" dari terapisnya, dan ibu tersebut memang berhak memperoleh penjelasan.

  Ibu-ibu yang lain sesungguhnya mengharap juga adanya penjelasan-penjelasan yang masuk akal, permasalahannya apakah para terapisya tidak bersedia memberi penjelasan, tidak punya waktu, atau memang bingung, mau menjelaskan apa?...

   Belum bisa bicara, meskipun sudah memahami ujaran orang lain, memang  sedang menjadi banyak perhatian di masyarakat. Selanjutnya muncul pendapat tentang perlunya stimulasi pada daerah mulut. Stimulasi pada daerah perifir (lidah, bibir, rahang dan lainnya) untuk anak-anak dengan dispraksia wicara, tidak akan membuahkan hasil, sebab  anak-anak semacam itu tidak sedang mengalami kelemahan atau kelumpuhan tonus otot. Demikian juga dengan stimulasi yang bersifat segmental (melatih produksi /a,i,u,e,o/, tetapi saja tidak mudah dicapai. Lebih-lebih anak diminta menirukan kata yang tersusun atas konsonan dan vocal yang bervariasi, anak akan merasa sangat-sangat sulit.

   Anak dengan pemilikan bahasa yang cukup baik namun gagal mengujar/bicara, adalah anak-anak dengan permasalahan motor planning atau motor programing (speech dyspraxia). Anak-anak tersebut dari mulutnya kadang-kadang keluar ujaran-ujaran yang menurut kaidah bahasa (semantik) memang mengandung makna, namun tidak sesuai dengan yang dimaksud oleh si pembicara atau tidak bertujuan, hanya meniru. Kadang-kadang keluar bunyi yang tidak jelas makna bahasanya (mengoceh). Selain yang berhubungan dengan mulut, anak-anak sering sekali menggerakkan organ ekstrimitasnya (jari, lengan, tangan, kepala, kaki, tubuh) tanpa tujuan yang jelas, seolah-olah bergerak dengan sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar