Yang
dimaksud Multiple Intelligence oleh
psikolog Dr. Howard Gardner adalah : 8 jenis kecerdasan al. Kecerdasan
Linguistik/Word Smart, Kecerdasan Logis-Matematis: Number Smart, Kecerdasan
Spasial: Picture Smart, Kecerdasan Kinestetik-Jasmani: Body
Smart, Kecerdasan Musikal: Music Smart, Kecerdasan Antarpribadi
(interpersonal): People Smart, Kecerdasan Intrapribadi: Self Smart.
Semua orang pasti memiliki 8 kecerdasan ini, dengan kombinasi, porsi dan cara yang berbeda-beda. Yang menarik, di Amerika, angka anak-anak yang diberi label Learning Disorder, ADD dan ADHD, Dyslexia meningkat (2,5 juta anak dinyatakan ADHD). Konsumsi Ritalin meningkat. Ternyata setelah diteliti, ternyata anak-anak ini tidak benar-benar menderita seperti apa yang dilabelkan pada mereka, hanya saja pihak sekolah tidak memahami bahwa si anak tidak memiliki Kecerdasan Linguistik atau Logis Matematis – dua kecerdasan ini yang sering dijadikan tolok ukur oleh sekolahan regular/mainstream. Anak yang diberi label ADD atau ADHD, ternyata mereka cenderung memiliki kecerdasan kinestetik.
Semua orang pasti memiliki 8 kecerdasan ini, dengan kombinasi, porsi dan cara yang berbeda-beda. Yang menarik, di Amerika, angka anak-anak yang diberi label Learning Disorder, ADD dan ADHD, Dyslexia meningkat (2,5 juta anak dinyatakan ADHD). Konsumsi Ritalin meningkat. Ternyata setelah diteliti, ternyata anak-anak ini tidak benar-benar menderita seperti apa yang dilabelkan pada mereka, hanya saja pihak sekolah tidak memahami bahwa si anak tidak memiliki Kecerdasan Linguistik atau Logis Matematis – dua kecerdasan ini yang sering dijadikan tolok ukur oleh sekolahan regular/mainstream. Anak yang diberi label ADD atau ADHD, ternyata mereka cenderung memiliki kecerdasan kinestetik.
Ada
perumpamaan yang sangat menarik yaitu cerita tentang para binatang yang memutuskan
untuk menciptakan sebuah sekolah memanjat, terbang, berlari, berenang, dan
menggali. Mereka tidak bisa mengambil kata sepakat tentang subjek mana yang
paling penting, jadi mereka memutuskan bahwa semua murid harus mengikuti
kurikulum yang sama. Kelinci adalah ahli berlari tapi hamper tenggelam di kelas
berenang. Pengalaman itu begitu mengguncangnya sehingga ia
sesudahnya tak pernah lagi bisa berlari secepat sebelumnya. Elang sangat
pandai terbang tentu saja, tapi
ketika mengikuti kelas menggali, ia sangat tidak
mampu mengerjakan tugas yang diberikan sehingga ditugaskan mengikuti
program perbaikan menggali. Tugas itu begitu banyak menghabiskan waktunya
sehingga tak lama kemudian ia melupakan cara terbang.
Dan demikian pula
dengan binatang yang lainnya. Para binatang
itu tidak lagi mempunyai kesempatan
untuk berprestasi dalam bidang keahlian mereka masing-masing karena
semua dipaksa melakukan hal-hal yang tidak menghargai sifat alami mereka.
Sama halnya dengan yang kita lakukan pada anak-anak kita dan oleh sekolah-sekolah
pada umumnya.
Pada tahun
1980-an John Goodlad, mantan dekan School
of Education UCLA dan rekan-rekan
mengunjungi sekitar seribu ruang kelas di AS. Gambaran yang diberikan
adalah dunia gersang tanpa kegembiraan. Beliau menulis, "Kami jarang
melihat tawa, sikap antusias yang berlebihan. Kurang dari 3 persen waktu
kelas digunakan untuk memberikan pujian, komentar, ekspresi suka cita atau luapan
spontan seperti "wow" atau "asyik". Waktu mereka hanya
mengerjakan latihan isian,
test-test. Bisa dibayangkan di AS yang system pembelajaran
sudah lebih bagus dari Indo masih dinilai kurang, apalagi di Indo
yang gaya pengajaran masih kuno, murid hanya dijejali dengan catatan,
latihan dan test test saja.
Buku tsb.
juga menekankan orangtua jangan terperangkap atau berpatokan pada segala
macam test IQ formal. Test yang paling akurat adalah test Informal jika
kita ingin mengetahui sesuatu tentang seorang anak. Sebagian besar tes
supercanggih yang sekarang digunakan
oleh para spesialis pembelajaran tidak ada
hubungannya dengan kenyataan pribadi seorang anak. Test informal ini
terdiri dari: Observasi,
Dokumentasi, Penilaian Multiple Intelligence.
So, bagi
orang tua anak-anak SN, jangan lagi terfokus pada bagaimana anak SN kita dapat
masuk ke sekolah regular, tapi coba cari Multiple Intelligence-nya.
Baru-baru ini saya konsultasi dengan seorang psikolog, beliau
sangat mendukung keputusan saya untuk menarik putra saya, Michael dari
sekolah regular dan melakukan homeschooling, setelah beliau melihat
video rekaman bagaimana Michael di
sekolah dan di rumah, dimana ketika di sekolah
wajahnya murung, di rumah kelihatan gembira sekali ketika berinteraksi
dengan saya, kakaknya dan papanya. Jika anak kesulitan menulis,
jangan berkecil hati, tokh kenyataannya sekarang kita sudah jarang sekali
bekerja dengan tulisan tangan, lebih banyak dengan keyboard, entah itu
computer, HP atau device lainnya.
Trims Rachman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar