Yang terpikir tentang hubungan puasa dengan kesehatan adalah pengaruh antara menahan lapar dan dahaga disiang hari terhadap kesehatan. Bila dilihat lebih jauh lagi pengalaman dari dulu tidak ada orang yang mati atau jatuh sakit yang berat akibat berpuasa di bulan Ramadhan.
Sedang untuk mereka yang benar-benar sakit dari sejak awal Allah sudah mengizinkan mereka untuk tidak berpuasa, dan diperbolehkan menggantinya dengan membayar fidyah. Tetapi untuk orang yang sehari-hari sehat, menunda makan minum 14 jam bukanlah hal yang akan memahayakan kesehatan dan jiwa.
Sedang untuk mereka yang benar-benar sakit dari sejak awal Allah sudah mengizinkan mereka untuk tidak berpuasa, dan diperbolehkan menggantinya dengan membayar fidyah. Tetapi untuk orang yang sehari-hari sehat, menunda makan minum 14 jam bukanlah hal yang akan memahayakan kesehatan dan jiwa.
Barang siapa berbuka puasa sehari tanpa rukhsah (alasan yang dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan dapat ditebus (dosanya) dengan berpuasa seumur hidup meskipun dia melakukannya (HR. Bukhari dan Muslim).
Daya tahan manusia terhadap makanan dan minuman yang masuk ktubuhnya cukup besar. Manusia sehat dapat bertahan hidup selama 2 minggu, meskipun tanpa makanan sama sekali, asal tetap minum air. Sedangkan jika selain tidak makan juga tidak minum sama sekali, ia dapat berahan selama 1 minggu.
Jadi dapat dikatakan tidak ada pengaruh buruk bagi manusia yang hanya berpuasa selama 14 jam.
Penelitian medis terhadap orang yang berpuasa di bulan Ramadhan pernah dilakukan oleh muazzam dan khaleque dan dilaporkan dalam majalah Journal pf Tropical Medicine pada 1959. Juga oleh Chassain dan Hubert, yang dilaporkan dalam Journal of Physiology pada 1968.
Mereka menemukan bahwa tidak ada perubahan kadar unsur kimia dalam darah orang berpuasa selama bulan Ramadhan. Kadar gula darah memang menurun lebih rendah daripada biasanya pada saat-saat menjelang magrib, tetapi tidak sampai membahayakan kesehatan. Kadar asam lambung akan meningkat pada saat magrib di hari-hari pertama puasa, tetapi selanjutnya akan kembali menjadi normal.
Barangkali itu pula sebabnya puasa diwajibkan hanya kira-kira 14 jam saja.
Ketika pengaruh menahan lapar dan dahaga selama 14 jam disiang hari tidak berpengaruh terhadap kesehatan, yang sebenernya lebih besar manfaatnya bagi kesehatan dalam berpuasa sebenernya adalah niat dan kemauan untuk menahan nafsu.
Sebagian besar penyakit diderita manusia berkaitan dengan perilaku manusia, seperti penyakit infesi, muntaber, jantung, stres, kista, tumor, kanker erat kaitannya dengan perilaku tidak sehat manusia.
Penyakit muntaber bermula dari akibat tidak menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. Penyakit kelamin bermula dari akibat "membeli" penyakit dari bukan pasangan suami istri. Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit-penyakit akibat stres (termasuk sakit lambung), itu semua sangat erat kaitanya dengan ketidakmampuan menhan diri. Tidak mampu menahan diri ketika melihat pesaing lebih maju, tidak mampu menahan amarah, dan tidak mampu menahan diri untuk bersabar.
Bagi yang sedang marah, baik yang dipendam maupun dinyatakan, sedang "panas hati" oleh sebab apapun, atau sedang dilanda rasa tidak sabar, akan meningkat kadar hormon katekholamin dalam darahnya. Hormon katekholamin ini akan memacu denyut jantung, menegangkan otot-otot dan menaikkan tekanan darah. Semua itu jika dibiarkan berlangsung lama, akan membahayakan kesehatan dan mempercepat proses penuaan.
Daya tahan manusia terhadap makanan dan minuman yang masuk ktubuhnya cukup besar. Manusia sehat dapat bertahan hidup selama 2 minggu, meskipun tanpa makanan sama sekali, asal tetap minum air. Sedangkan jika selain tidak makan juga tidak minum sama sekali, ia dapat berahan selama 1 minggu.
Jadi dapat dikatakan tidak ada pengaruh buruk bagi manusia yang hanya berpuasa selama 14 jam.
Penelitian medis terhadap orang yang berpuasa di bulan Ramadhan pernah dilakukan oleh muazzam dan khaleque dan dilaporkan dalam majalah Journal pf Tropical Medicine pada 1959. Juga oleh Chassain dan Hubert, yang dilaporkan dalam Journal of Physiology pada 1968.
Mereka menemukan bahwa tidak ada perubahan kadar unsur kimia dalam darah orang berpuasa selama bulan Ramadhan. Kadar gula darah memang menurun lebih rendah daripada biasanya pada saat-saat menjelang magrib, tetapi tidak sampai membahayakan kesehatan. Kadar asam lambung akan meningkat pada saat magrib di hari-hari pertama puasa, tetapi selanjutnya akan kembali menjadi normal.
Barangkali itu pula sebabnya puasa diwajibkan hanya kira-kira 14 jam saja.
Ketika pengaruh menahan lapar dan dahaga selama 14 jam disiang hari tidak berpengaruh terhadap kesehatan, yang sebenernya lebih besar manfaatnya bagi kesehatan dalam berpuasa sebenernya adalah niat dan kemauan untuk menahan nafsu.
Sebagian besar penyakit diderita manusia berkaitan dengan perilaku manusia, seperti penyakit infesi, muntaber, jantung, stres, kista, tumor, kanker erat kaitannya dengan perilaku tidak sehat manusia.
Penyakit muntaber bermula dari akibat tidak menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. Penyakit kelamin bermula dari akibat "membeli" penyakit dari bukan pasangan suami istri. Penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit-penyakit akibat stres (termasuk sakit lambung), itu semua sangat erat kaitanya dengan ketidakmampuan menhan diri. Tidak mampu menahan diri ketika melihat pesaing lebih maju, tidak mampu menahan amarah, dan tidak mampu menahan diri untuk bersabar.
Bagi yang sedang marah, baik yang dipendam maupun dinyatakan, sedang "panas hati" oleh sebab apapun, atau sedang dilanda rasa tidak sabar, akan meningkat kadar hormon katekholamin dalam darahnya. Hormon katekholamin ini akan memacu denyut jantung, menegangkan otot-otot dan menaikkan tekanan darah. Semua itu jika dibiarkan berlangsung lama, akan membahayakan kesehatan dan mempercepat proses penuaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar